Selasa, 31 Maret 2009

Tugas Hadiah PTAT

MYRTA FERDINA (H1E107027)



  1. Kenapa zat organik bisa membantu biota tanah?

  2. Kenapa zat organik bisa memperbaiki struktur tanah?


Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.

Sumber Bahan Organik
Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.

Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan organik. Bahan organik tanah selain dapat berasal dari jaringan asli juga dapat berasal dari bagian batuan.

Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan memberikan perbedaan pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung dari beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen (40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C, H dan O.

Bahan Organik bisa Membantu Biota Tanah

Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh.

Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.


Bahan Organik dapat Memperbaiki Struktur tanah

Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Hai ini berlangsung melalui mekanisme:
- Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat.
- Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan aktinomisetes. Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat terjadi dalam tanah.
- Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada senyawa organik yang berbentuk rantai panjang.
- Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan ikatan hidrogen.
- Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian negatif liat dan bagian positf dari senyawa organik berbentuk rantai polimer.



Jumat, 13 Maret 2009

AIR DALAM KEHIDUPAN


Air adalah kebutuhan dasar seluruh makhluk hidup dibumi,air digunakan untuk MCK,air minum,mencuci, industri, pertanian,dll. Semua kegiatan kita tergantung pada air,tanpa air maka tidak akan ada khdupan. Tetapi karena perbuatan kita, kita telah mencemari air serta air tanah dengan membuang sampah sembarangan, lmbh domestik (limbah rumah tangga), limbah industri dan pertanian. Berikut adalah skema pencemaran air tanah :




Maka tindakan yang dapat kita ambil yaitu dengan mengelola air limbah itu sendiri, agar efek buruk dari limbah dapat diperkecil. Sesuai dengan siklus hidrologi,jumlah air dibumi adalah tetap dan konstan,tetapi karena pencemaran air, kualitas air menjadi menurun dan tidak bisa dgunakan lagi sesuai dengan peruntukkan nya. Pada umumnya air permukaan akan mendapat pengotor serta bahan pencemar selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, limbah domestik, industri, serta pertanian. Beberapa pengotor ini akan berbeda-beda sesuai dengan daerah pengaliran air permukaan nya. Air tanah dalam juga dapat tercemar akibat rembesan dari limbah cair domestik, industri, dan pertanian.
Kita dapat menecgah terjadinya pencemaran air dan berhemat dalam penggunaannya. Karena jumlah penduduk yang besar, sumber utama pencemaran air berasal dari :
1. Limbah Domestik, yaitu limbah yang berasal dari MCK, sampah rumah tangga, septic tank,dll. Limbah industri kecil dapat kita minimalisakan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, menghemat penggunaan air, serta memiliki septic tank yang baik. Berikut adalah bagan pengolahan limbah domestik :





2. Limbah Industri, baik industri kecil, mengengah, maupun dalam skala besar. Limbah industri pada umumnya berasal dari proses produksi, pencucian alat, dll. Industri kecil dan menengah umumya menggunakan teknologi pengolahan limbah yang sederhana, namun karena jumlah industri kecil dan menengah hanya sedikit yang memiliki pengolahan air limbah, maka potensi pencemaran semakin besar. Pengolahan limbah cair industri kecil dan menengah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:


Sedangkan untuk industri besar wajib memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sesuai dengan limbah yang dihasilkan dengan ketentuan pengolahan limbah yang berlaku. Karena limbah industri besar pada umumnya akan menghasilkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan makhluk hidup. Berikut adalah proses pengolahan limbah B3 :


Tidak semua pengolahan limbah cair memerlukan teknologi yang tinggi dan canggih, atau menuntut biaya yang besar, yang dibutuhkan adalah sistem pengolahan limbah yang tepat dan efektif, atau minimisasi limbah melalui sistem produksi bersih. Limbah industri kecil dan menengah dengan memanfaatkan limbah cair yang digunakan kembali contoh nya seperti didesa Sukaregang Garut, Jawa Barat yang menggunakan teknologi CHROME RECOVERY dalam pengolahan limbah.


Pada kesimpulannya, kita sebagai generasi penerus bangsa hendaklah selalu menjaga ketersediaan air bersih, mencegah pencemaran air, serta mengurangi pecemaran air yang yang telah terjadi, sehingga kita sejahtera dan dapat mencapai taraf hidup yang baik.

























Gerakan Air di Dalam Tanah

Ketika hujan turun pada permukaan tanah, ada dua hal yang dapat terjadi :
air bergerak dari permukaan yang tinggi ke permukaan yang rendah (dengan gravitasi)
Air masuk (terserap) ke dalam tanh melalui pori-pori tanah.

Air Air dapat masuk ke dalam tanah dengan cara rembesan dari tanah, berasal dari air hujan dan semua aktivitas makhluk hidup dari atas tanah. Air bergerak masuk ke dalam tanah dipengaruhi oleh faktor jenis, partikel, dan ukuran pori yang terkandung oleh tanah itu sendiri.




Ukuran butir tanah berbeda-beda, untuk jenis tanah yang ukuran butirnya lebih besar dari 0.1 mm terdiri dari :
· Kerikil (Gravel) ukuran butirnya lebih besar dari 2 mm.
· Pasir (Sand) ukuran butirnya antara 0.1 mm sampai 2 mm.

Sedangkan untuk tanah yang mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 0.1 mm terdiri dari :
· Lanau (Silt) ukuran butirnya ± 0,1 mm sampai 2 micron (0.002 mmm)
· Lempung (Clay) dimana ukuran butirnya lebih kecil dari 2 micron.



Pergerakan air yang masuk ke dalam tanah juga berbeda-beda sesuai dengan partikel yang dilewatinya. Air cenderung lebih sulit masuk kedalam tanah yang memiliki partikel pasir yang besar, sebaliknya tanah menjadi lebih mudah masuk ke dalam tanah dengan partikel Silt dan Clay, karena mereka memiliki ukuran partikel yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan pasir (Sand).






Arah pergerakan air masuk ke dalam tanah tidak hanya dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah (Gravity), tetapi juga dengan cara angular, sub angular, platy, prismatic, capillary. Hal itu disebabkan karena daya kapilaritas gravitasi, juga mungkin karena adanya benda tanah yang menghalangi masuknya air tanah tersebut.
















Semua pergerakan air ke dalam tanah disebut dengan :


Selasa, 10 Maret 2009

tugas mikro_teklink

ORTHOMYXOVIRIDAE
VIRUS INFLUENZA

Virus influenza adalah virus RNA, termasuk famili Orthomyxovirus, berantai tunggal dan berbentuk heliks. Sesuai dengan antigen dasarnya dibagi menjadi tiga tipe yaitu A, B dan C. Virus ini dibagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan antigen permukaannya yaitu hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N). Tiga tipe hemaglutinin yang ada pada manusia (H1, H2, H3) berperan dalam penempelan virus pada sel. Dua tipe neuraminidase (N1, N2) berperan dalam penetrasi virus ke dalam sel. Variasi kedua glikoprotein eksternal H dan N, adakalanya berubah secara periodik, hal ini menyebabkan perubahan antigenitas. Antigenic shift merupakan perubahan besar (major) salah satu antigen permukaan (H atau N), yang dapat menyebabkan pandemi. Antigenic drift merupakan perubahan kecil (minor) pada antigen permukaan yang timbul diantara major shift dan bisa dihubungkan dengan epidemic.
Infuenza tipe A menyebabkan penyakit sedang-berat dan dapat menyerang semua umur. Virus ini menyerang manusia dan binatang lain, seperti babi dan burung. Influenza tipe B biasanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada tipe A, dan terutama menyerang anak-anak. Influenza tipe B lebih stabil daripada influenza tipe A, dengan sedikit antigenic drift dan menyebabkan imunitas yang cukup stabil. Virus ini hanya menyerang manusia. Influenza tipe C dilaporkan jarang menyebabkan sakit pada manusia, kemungkinan karena sebagian besar kasus bersifat subklinis dan tidak menyebabkan epidemi. Virus influenza mempunyai kemampuan untuk merubah antigen. Perubahan antigen ini sering terjadi pada influenza tipe A, tetapi kurang pada tipe B, dan tidak pernah pada tipe C. Perubahan ini terjadi pada antigen permukaannya yaitu H dan N.Terdapat dua macam mutasi tergantung besar atau kecilnya perubahan RNA, yaitu:

Antigenic shift, hanya terjadi pada influenza tipe A; perubahan genetik yang besar dan mendadak pada HA dan/atau NA; tidak ada imunitas di masyarakat; mengakibatkan pandemi setiap 10-40 tahun sekali.
Antigenic drift, hanya terjadi pada influenza tipe A dan B; terjadi setiap 1 atau beberapa tahun dalam satu subtipe; mutasi pada asam amino RNA; tidak menghasilkan subtipe baru; dan dapat menyebabkan terjadinya epidemi.

MORFOLOGI, FISIOLOGI dan KOMPOSISI
Virus berselubung yang berukuran sedang, 80 hingga 120nm, mengandung genom RNA bersegmen, beruntai tunggal, negative-sense dan memperlihatkan simetri heliks.Partikel-partikelnya bundar atau seprti filament. Bagian permukaan orthomyxoviruses mempunyai tonjolan yang empunyai tonolan yang mempunyai aktivitas hemaglutinin atau neuraminidase. Nukleoprotein heliks bagian dalam berukuran 9-15nm, dan mempunyai RNA beruntai tungal dari virus influenza A dan B yang terdiri atas delapan segmen terpisah. Sebagian besar segmen merupakan sandi untuk protein tunggal. Karena siat alami segmen genom, jika suatu sel terkoinfeksi oleh dua virus yang berbeda dari tipe tertentu, campuran segmen gen parental dapat dipasang ke dalam virion progeny. Fenomena ini, disebut pencampuran ulang genetic, dapat menimbulkan perubahan mendadak pada antigen permukaan virus, suatu sifat yang menjelaskan cirri-ciri epidemiologic dari influenza dan merupakan masalah bermakna untuk pengembangan vaksin.
Partikel virus influenza mengandung tujuh protein struktural yang berbeda. Tiga
protein besar (PB1,PB2, dan PA) terikat pada RNA virus dan merupakan penyebab dari
transkripsi dan replikasi RNA. Nukleoprotein (NP) berkaitan dengan RNA virus membentuk suatu struktur berdiameter 9nm yang mengambil bentuk heliks. Protein matriks (M), yang membentuk suatu lapisan di bawah selubung lipid virus, penting dalam morfogenesis partikel dan merupakan komponen utama dari virion.
Selubung lipid yang berasal dari sel mengelilingi partikel virus. Dua glikoprotein
tersandi virus, hemaglutinin (HA) berfungsi untuk megikat partikel virus pada sel-sel rantat dan merupakan antigen utama terhadap antibody netralisasi, variabilitasnya merupakan penyebab dari evolusi yng berlanjut dari strain baru dan epidemic influenza yang mengikutinya sedangkan neuraminidase (NA) berfungsi pada akhir siklus kehidupan virus, ini merupakan enzim sialidase yang memindahkan asam sialat dari glikokonjugat, juga mempermudah pelepasan partikel virus dari permukaan sel yang terinfeksi selama proses pertunasan dan membantu mencegah agregasi sendiri dari virion dengan mengangkat residu asam sialat dari glikoprotein virus, disisipkan ke dalam selubung dan diperlihatkan sebagai paku dengan panjang sekitar 10nm pada permukaan partikel. Dua glikoprotein permukaan ini merupakan antigen penting yang menentukan variasi genetic dari virus influenza da imunitas inang. HA merupakan sekitar 25% dari protein virus.
Virus influenza secara relative tahan dan dapat disimpan pada suhu 0-4°C selama
berminggu-minggu tanpa kehilangan daya hidup. Virus kehilangan infektivitasnya lebih cepat pada suhu -20°C daripada pada suhu +4°C eter dan denaturant protein merusak infektivitas. HA dan antigen internal lebih stabil terhadap inaktivasi daripada virus infektif, baik infektivitas maupun hemaglutinasi lebih resisten terhadap inaktivasi pada pH basa daripada pada pH asam.

KLASIFIKASI VIRUS INFLUENZA
Order (Orthomyxovirales)
Family (Orthomyxoviridae)
Subfamily (Orthomyxovirinae)
Genus (Orthomyxovirus)
Virus influenza digolongkan dalam kelompok virus RNA (Ribose Nucleic Acid) dan dibagi atas tiga tipe, yaitu A, B, dan C. Virus dengan tipe A dan B bisa menyebabkan
epidemik, khususnya saat musim salju di negara dengan empat musim. Sedangkan virus
influenza tipe C hanya menyebabkan masalah pernafasan yang ringan, dan diduga bukan
penyebab dari epidemik. Maka dalam membahas, saya hanya akan membahasi virus influenza tipe A dan B.
REPRODUKSI VIRUS INFLUENZA.
Virus influenza itu berkembang biak dgn cara litik.
Daur litik (litic cycle)1. Fase Adsorbsi (fase penempelan)Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus.2. Fase Injeksi (memasukkan asam inti)Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi lagi.3. Fase Sintesis (pembentukan)DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.4. Fase Asemblin (perakitan)Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.5. Fase Lisis (pemecahan sel inang)Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.


EKOLOGI VIRUS INFLUENZA
Influenza Tipe A (menyerang unggas dan manusia), tipe ini sangat bergantung pada ikatan subtype H dan N nya, misalkan A/H1N1, A/H3N2. Inang utama untuk hampir sebagian besar jenis virus tipe A adalah air liur burung/unggas, terkadang virus menyebar ke spesies lain dan dapat membinasakan populasi peternakan domestik dan juga menyebabkan pandemi bagi manusia, oleh karena itu tipe ini dapat dikatakan tipe yang paling virulen dan patogen dibandingkan dengan tipe lainnya. Virus influenza tipe A dapat dibagi menjadi beberapa subtype berdasarkan antigen hemaglutinin dan neuraminidase virus tersebut misalnya H1N1 (menyebabkan pandemi di Spanyol tahun 1918), H2N2 (menyebabkan pandemi di Asia tahun 1957), H3N2 (menyebabkan pandemi di Hongkong tahun 1968), H5N1 (menyebabkan pandemi tahun 2007-2008), H7N7, H1N2 (menyebabkan endemi pada manusia dan babi), H9N2, H7N2, H7N3, H10N7.
Influenza Tipe B, tipe ini hanya menyerang manusia dan kurang umum dibandingkan dengan tipe A. Satu-satunya hewan yang diketahui dapat terkena virus tipe ini adalah anjing laut. Mutasi yang terjadi pada tipe ini lebih jarang 2-3 kali dibandingkan dengan mutasi yang terjadi pada tipe A, sehingga keberagaman antigenik virus tipe B tidak sebanyak tipe A. Terbatasnya perubahan antigenik silang pada virus tipe ini menyebabkan tidak pernah terjadinya pandemi karena virus tipe ini.
3. Influenza Tipe C, menyerang babi dan manusia, dan dapat mengakibatkan epidemi lokal. Influenza B dan C hanya dapat menimbulkan sakit ringan dan tidak menyebabkan epidemi

Peran Virus dalam Kehidupan Manusia
a. Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk:1. Membuat antitoksin2. Melemahkan bakteri3. Memproduksi vaksin4. Menyerang patogenb. Virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara lain:1. Pada Tumbuh-tumbuhanMozaik pada daun tembakau Tobacco Mozaic VirusMozaik pada kentang Potato Mozaic Virus2. Mozaik pada tomat Tomato Aucuba Mozaic VirusKerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration3. Pada HewanTetelo pada Unggas New Castle Disease VirusCacar pada sapi Vicinia VirusLidah biru pada biri-biri OrbivirusTumor kelenjar susu monyet Monkey Mammary Tumor Virus4. Pada ManusiaInfluensa InfluenzavirusAIDS RetrovirusSARS CoronavirusFlu burung Avianvirus