Selasa, 10 Maret 2009

tugas mikro_teklink

ORTHOMYXOVIRIDAE
VIRUS INFLUENZA

Virus influenza adalah virus RNA, termasuk famili Orthomyxovirus, berantai tunggal dan berbentuk heliks. Sesuai dengan antigen dasarnya dibagi menjadi tiga tipe yaitu A, B dan C. Virus ini dibagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan antigen permukaannya yaitu hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N). Tiga tipe hemaglutinin yang ada pada manusia (H1, H2, H3) berperan dalam penempelan virus pada sel. Dua tipe neuraminidase (N1, N2) berperan dalam penetrasi virus ke dalam sel. Variasi kedua glikoprotein eksternal H dan N, adakalanya berubah secara periodik, hal ini menyebabkan perubahan antigenitas. Antigenic shift merupakan perubahan besar (major) salah satu antigen permukaan (H atau N), yang dapat menyebabkan pandemi. Antigenic drift merupakan perubahan kecil (minor) pada antigen permukaan yang timbul diantara major shift dan bisa dihubungkan dengan epidemic.
Infuenza tipe A menyebabkan penyakit sedang-berat dan dapat menyerang semua umur. Virus ini menyerang manusia dan binatang lain, seperti babi dan burung. Influenza tipe B biasanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada tipe A, dan terutama menyerang anak-anak. Influenza tipe B lebih stabil daripada influenza tipe A, dengan sedikit antigenic drift dan menyebabkan imunitas yang cukup stabil. Virus ini hanya menyerang manusia. Influenza tipe C dilaporkan jarang menyebabkan sakit pada manusia, kemungkinan karena sebagian besar kasus bersifat subklinis dan tidak menyebabkan epidemi. Virus influenza mempunyai kemampuan untuk merubah antigen. Perubahan antigen ini sering terjadi pada influenza tipe A, tetapi kurang pada tipe B, dan tidak pernah pada tipe C. Perubahan ini terjadi pada antigen permukaannya yaitu H dan N.Terdapat dua macam mutasi tergantung besar atau kecilnya perubahan RNA, yaitu:

Antigenic shift, hanya terjadi pada influenza tipe A; perubahan genetik yang besar dan mendadak pada HA dan/atau NA; tidak ada imunitas di masyarakat; mengakibatkan pandemi setiap 10-40 tahun sekali.
Antigenic drift, hanya terjadi pada influenza tipe A dan B; terjadi setiap 1 atau beberapa tahun dalam satu subtipe; mutasi pada asam amino RNA; tidak menghasilkan subtipe baru; dan dapat menyebabkan terjadinya epidemi.

MORFOLOGI, FISIOLOGI dan KOMPOSISI
Virus berselubung yang berukuran sedang, 80 hingga 120nm, mengandung genom RNA bersegmen, beruntai tunggal, negative-sense dan memperlihatkan simetri heliks.Partikel-partikelnya bundar atau seprti filament. Bagian permukaan orthomyxoviruses mempunyai tonjolan yang empunyai tonolan yang mempunyai aktivitas hemaglutinin atau neuraminidase. Nukleoprotein heliks bagian dalam berukuran 9-15nm, dan mempunyai RNA beruntai tungal dari virus influenza A dan B yang terdiri atas delapan segmen terpisah. Sebagian besar segmen merupakan sandi untuk protein tunggal. Karena siat alami segmen genom, jika suatu sel terkoinfeksi oleh dua virus yang berbeda dari tipe tertentu, campuran segmen gen parental dapat dipasang ke dalam virion progeny. Fenomena ini, disebut pencampuran ulang genetic, dapat menimbulkan perubahan mendadak pada antigen permukaan virus, suatu sifat yang menjelaskan cirri-ciri epidemiologic dari influenza dan merupakan masalah bermakna untuk pengembangan vaksin.
Partikel virus influenza mengandung tujuh protein struktural yang berbeda. Tiga
protein besar (PB1,PB2, dan PA) terikat pada RNA virus dan merupakan penyebab dari
transkripsi dan replikasi RNA. Nukleoprotein (NP) berkaitan dengan RNA virus membentuk suatu struktur berdiameter 9nm yang mengambil bentuk heliks. Protein matriks (M), yang membentuk suatu lapisan di bawah selubung lipid virus, penting dalam morfogenesis partikel dan merupakan komponen utama dari virion.
Selubung lipid yang berasal dari sel mengelilingi partikel virus. Dua glikoprotein
tersandi virus, hemaglutinin (HA) berfungsi untuk megikat partikel virus pada sel-sel rantat dan merupakan antigen utama terhadap antibody netralisasi, variabilitasnya merupakan penyebab dari evolusi yng berlanjut dari strain baru dan epidemic influenza yang mengikutinya sedangkan neuraminidase (NA) berfungsi pada akhir siklus kehidupan virus, ini merupakan enzim sialidase yang memindahkan asam sialat dari glikokonjugat, juga mempermudah pelepasan partikel virus dari permukaan sel yang terinfeksi selama proses pertunasan dan membantu mencegah agregasi sendiri dari virion dengan mengangkat residu asam sialat dari glikoprotein virus, disisipkan ke dalam selubung dan diperlihatkan sebagai paku dengan panjang sekitar 10nm pada permukaan partikel. Dua glikoprotein permukaan ini merupakan antigen penting yang menentukan variasi genetic dari virus influenza da imunitas inang. HA merupakan sekitar 25% dari protein virus.
Virus influenza secara relative tahan dan dapat disimpan pada suhu 0-4°C selama
berminggu-minggu tanpa kehilangan daya hidup. Virus kehilangan infektivitasnya lebih cepat pada suhu -20°C daripada pada suhu +4°C eter dan denaturant protein merusak infektivitas. HA dan antigen internal lebih stabil terhadap inaktivasi daripada virus infektif, baik infektivitas maupun hemaglutinasi lebih resisten terhadap inaktivasi pada pH basa daripada pada pH asam.

KLASIFIKASI VIRUS INFLUENZA
Order (Orthomyxovirales)
Family (Orthomyxoviridae)
Subfamily (Orthomyxovirinae)
Genus (Orthomyxovirus)
Virus influenza digolongkan dalam kelompok virus RNA (Ribose Nucleic Acid) dan dibagi atas tiga tipe, yaitu A, B, dan C. Virus dengan tipe A dan B bisa menyebabkan
epidemik, khususnya saat musim salju di negara dengan empat musim. Sedangkan virus
influenza tipe C hanya menyebabkan masalah pernafasan yang ringan, dan diduga bukan
penyebab dari epidemik. Maka dalam membahas, saya hanya akan membahasi virus influenza tipe A dan B.
REPRODUKSI VIRUS INFLUENZA.
Virus influenza itu berkembang biak dgn cara litik.
Daur litik (litic cycle)1. Fase Adsorbsi (fase penempelan)Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus.2. Fase Injeksi (memasukkan asam inti)Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi lagi.3. Fase Sintesis (pembentukan)DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.4. Fase Asemblin (perakitan)Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.5. Fase Lisis (pemecahan sel inang)Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.


EKOLOGI VIRUS INFLUENZA
Influenza Tipe A (menyerang unggas dan manusia), tipe ini sangat bergantung pada ikatan subtype H dan N nya, misalkan A/H1N1, A/H3N2. Inang utama untuk hampir sebagian besar jenis virus tipe A adalah air liur burung/unggas, terkadang virus menyebar ke spesies lain dan dapat membinasakan populasi peternakan domestik dan juga menyebabkan pandemi bagi manusia, oleh karena itu tipe ini dapat dikatakan tipe yang paling virulen dan patogen dibandingkan dengan tipe lainnya. Virus influenza tipe A dapat dibagi menjadi beberapa subtype berdasarkan antigen hemaglutinin dan neuraminidase virus tersebut misalnya H1N1 (menyebabkan pandemi di Spanyol tahun 1918), H2N2 (menyebabkan pandemi di Asia tahun 1957), H3N2 (menyebabkan pandemi di Hongkong tahun 1968), H5N1 (menyebabkan pandemi tahun 2007-2008), H7N7, H1N2 (menyebabkan endemi pada manusia dan babi), H9N2, H7N2, H7N3, H10N7.
Influenza Tipe B, tipe ini hanya menyerang manusia dan kurang umum dibandingkan dengan tipe A. Satu-satunya hewan yang diketahui dapat terkena virus tipe ini adalah anjing laut. Mutasi yang terjadi pada tipe ini lebih jarang 2-3 kali dibandingkan dengan mutasi yang terjadi pada tipe A, sehingga keberagaman antigenik virus tipe B tidak sebanyak tipe A. Terbatasnya perubahan antigenik silang pada virus tipe ini menyebabkan tidak pernah terjadinya pandemi karena virus tipe ini.
3. Influenza Tipe C, menyerang babi dan manusia, dan dapat mengakibatkan epidemi lokal. Influenza B dan C hanya dapat menimbulkan sakit ringan dan tidak menyebabkan epidemi

Peran Virus dalam Kehidupan Manusia
a. Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk:1. Membuat antitoksin2. Melemahkan bakteri3. Memproduksi vaksin4. Menyerang patogenb. Virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara lain:1. Pada Tumbuh-tumbuhanMozaik pada daun tembakau Tobacco Mozaic VirusMozaik pada kentang Potato Mozaic Virus2. Mozaik pada tomat Tomato Aucuba Mozaic VirusKerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration3. Pada HewanTetelo pada Unggas New Castle Disease VirusCacar pada sapi Vicinia VirusLidah biru pada biri-biri OrbivirusTumor kelenjar susu monyet Monkey Mammary Tumor Virus4. Pada ManusiaInfluensa InfluenzavirusAIDS RetrovirusSARS CoronavirusFlu burung Avianvirus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar